Ulasan Pasar

Pada perdagangan hari Jumat (8/2), harga emas dibuka stagnan kemudian diperdagangkan naik hingga penutupannya dan ditutup di kisaran level USD1,314.212/troy ounce. Kenaikan harga emas ini tidak jauh dari permasalahan isu tarif perdagangan antara Amerika Serikat dengan Republik Rakyat Tiongkok yang tak kunjung selesai. Hal ini jelas membuat pelaku pasar untuk kembali bergerak untuk melindungi aset mereka ke aset lindung nilai yaitu emas dan beberapa mata uang lindung nilai lainnya. Walaupun demikian dollar AS terlihat tetap menjadi aset lindung nilai terfavorit saat ini, karena uang cash lebih mudah untuk dipergunakan.

Pada perdagangan hari Jumat (8/2), pasangan mata uang EURUSD diperdagangkan stagnan kemudian sempat terjadi volatilitas di tengah sesi perdagangannya sebelum akhirnya diperdagangkan menurun kembali dan ditutup di kisaran level 1.13203. Penguatan mata uang USD diperkirakan karena adanya pemindahan aset keuangan lainnya ke mata uang USD karena sifat mata uang USD sebagai salah satu aset lindung nilai. USD merupakan mata uang yang masih dianggap aman bagi “tempat parkir” dana. Di samping itu, belum membaiknya kinerja ekonomi zona Uni Eropa juga menjadi masalah penyebab melemahnya Euro.

Pada perdagangan hari Kamis (7/2), harga perak dibuka naik kemudian diperdagangkan menguat sebelum akhirnya mendekati penutupan dan mengalami tekanan kembali dan ditutup dekat dengan harga pembukaannya di kisaran level USD15.685/troy ounce. Tidak menguatnya mata uang USD pasca diumumkannya perbaikan jumlah masyarakat yang melakukan klaim manfaat pengangguran cenderung membuat pelaku pasar berhati-hati. Di samping itu, kembali memanasnya isu perbincangan mengenai perdagangan antara Amerika Serikat dengan Republik Rakyat Tiongkok yang belum menemukan ujung pembicaraan membuat pelaku pasar lebih berhati-hati.

Pada perdagangan hari Kamis (7/2), pasangan mata uang GBPJPY dibuka naik kemudian diperdagangkan tertekan hingga jam perdagangan New York sebelum akhirnya naik kembali dan ditutup di dekat level pembukaannya di kisaran level 142.202. Memburuknya kondisi pembahasan perdagangan antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok membuat banyak pelaku pasar lebih berhati-hati dan memindahkan alokasi aset mereka ke mata uang lindung nilai seperti JPY. Hal ini tentu saja membuat pasangan mata uang JPY tampak cenderung melemah.

Pada perdagangan hari Jumat (8/2), IHSG menutup minggu dengan pergerakan yang stagnan dimana harga naik dan turun di dalam rentang harga sempit di kisaran level 6,480 – 6,580, dimana IHSG membuka perdagangan hari Jumat dengan penurunan dan kemudian mendapatkan tekanan jual lagi, sebelum akhirnya ditutup naik sedikit dari pembukaannya ke kisaran level 6,521. Memanasnya kembali pembahasan tarif perdagangan antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok yang dinilai tidak ada ujungnya, cenderung membuat pelaku pasar cenderung berhati-hati.

EURUSD ditutup lebih rendah pada Kamis, 7 Februari. Pasangan mata uang ini tergelincir ke 1.1325 pada sesi Eropa. Euro tertekan pasca rilis proyeksi pertumbuhan ekonomi dari Komisi Eropa untuk tahun 2019 dan 2020.